Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di 
GOWA – Berbagai reaksi dimunculkan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), terkait adanya kebijakan pemerintah kabupaten Gowa menurunkan tim In service Training (IST) dan On The Job Training (OJT), Senin (03/01/2022).
Terkait dengan kebijakan ini, Bakhtiar Bory anggota BPD Desa Belabori merasa tim ini hanya modus untuk menggerogoti Dana Desa (DD) yang mana tim ini dianggap tidak ada fungsinya di desa, “Dilihat dari namanya memang keren, tapi kami anggap ini hanya modus saja untuk menggrogoti dana desa saja”.
Setiap tahun OJT/IST ini dipaksakan untuk di danai dalam APBDes, baik melalui Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa dengan melihat regulasi tentang prioritas penggunaan Dana Desa. Sementara itu, tak satupun di dalamnya yang menyinggung soal pendanaan kepada Tim IST/OJT, tambahnya.
“Yang menjadi pertanyaan bagi kami selaku BPD, apakah di desa masih membutuhkan IST/OJT yang notabene regulasi itu-itu saja. Kalaupun Ada regulasi terbaru, adakan pendamping di desa seperti Pld, Pdti dan Pdp. Kan semua itu ditugaskan dalam mengawal Dana Desa,” uccapnya.
Selain itu, lanjut dikatakannya, apakah desa tidak paham bahwa dana IST yang setiap tahunnya di anggarkan dalam APBdes berapa banyak, bisa kita bayangkan berapa jumlah Dana yang harus dikeluarkan oleh Desa.
Tim IST dan OJT ini bahkan Ada beberapa desa yang mengeluhkan karena jarang turun ke desa, sementara dalam daftar hadir 3 kali dalam seminggu namun kenyataannya di lapangan bahkan ada yang berbulan-bulan tidak pernah datang.
Kalau ini tetap dipaksakan untuk di danai, maka kami akan laporkan di Kejaksaan untuk dilakukan audit khusus, karena ini sudah merugikan keuangan Negara yang diberikan kepada desa dalam hal pengelolaannya, lanjut Bakhtiar.
